SeulangNews.com-Banda Aceh, Universitas Syiah Kuala (USK) gelaran Annual International Conference ke-15 (AIC-15) yang berlangsung di AAC Dayan Dawood, 4–5 September 2025. Tak hanya menghadirkan para pakar dunia, ajang ini juga menjadi panggung bagi beragam produk inovasi hasil riset dan pengabdian masyarakat USK yang siap memberi warna baru dalam pembangunan berkelanjutan.
Rektor USK, Prof. Dr. Ir. Marwan, IPU, dalam sambutannya menekankan bahwa AIC bukan sekadar forum akademik. “Konferensi ini adalah ruang kolaborasi, tempat ilmu pengetahuan bersentuhan langsung dengan kebutuhan masyarakat. Melalui expo inovasi, kita ingin menunjukkan bahwa riset USK bisa menjelma menjadi karya nyata yang bermanfaat, berkelanjutan, dan berdampak ekonomi,” ujarnya.
Salah satu area expo yang menyita perhatian adalah Booth Eco Preneur, yang menghadirkan deretan produk ramah lingkungan dari UKM binaan USK, yaitu sabun cuci piring cair produksi UKM Ata Gampong Peurada (AGP) hasil binaan Atsiri Research Center sejak 2023. Produk ini dikembangkan dengan pendampingan branding dan komersialisasi oleh Nadia Isnaini, dosen Farmasi USK.
Selain itu, ada pula teh bunga telang celup “Panorama Telang” yang digarap di bawah bimbingan Hafnati Rahmatan, dosen FKIP Biologi USK. Pengunjung juga bisa menjajal eco enzyme dari program IGES Jepang 2023, serta sayuran sehat berbasis eco enzyme hasil karya Ummi Maharani, anggota KSM Peurada.
Ketua AGP, Nurullita Yuyun, mengaku bangga dapat tampil di forum internasional bergengsi ini. “USK telah memberi kami bukan hanya ilmu, tetapi juga kesempatan untuk mandiri dan berkembang. Dukungan yang kami terima membuat usaha kecil ini terus berjalan dan memberi manfaat bagi masyarakat,” tuturnya.
Apresiasi senada datang dari Sulastri, Ketua KSM IGES Project. Ia berterima kasih kepada donor Jepang yang mendukung gerakan bank sampah, vertikultur, produksi eco enzyme, hingga pembiasaan gaya hidup hijau di Banda Aceh.
Cut Safarina Yulianti dari DLHK3 Kota Banda Aceh turut mengawal pendampingan agar program UKM dan KSM binaan ini terus berlanjut. Kolaborasi lintas sektor inilah yang disebut menjadi kunci lahirnya gerakan masyarakat mandiri sekaligus ramah lingkungan.
AIC 2025 tidak hanya tercatat sebagai forum akademik kelas dunia, tetapi juga sebagai wadah inspiratif yang membuktikan bahwa dari ruang riset kampus, lahir solusi konkret untuk kehidupan sehari-hari. (Fira)