BANDA ACEH | SeulangaNews.com – Berdasarkan data dari Studi Survei Gizi Indonesia (SSGI) 2022, prevalensi angka stunting Provinsi Aceh sebesar 31,2%. Angka tersebut menjadikan Aceh, salah satu provinsi di Indonesia, penyumbang tertinggi anak stunting.
Sedangkan untuk data kemiskinan ekstrem sendiri, Provinsi Aceh persentase penduduk miskin mengalami penurunan dari 14,75 persen pada September 2022 menjadi 14,45 persen pada Maret 2023.
Sementara di daerah perdesaan, persentase penduduk miskin mengalami penurunan dari 17,06 persen menjadi 16,92 persen (-0,14 poin). Sedangkan di perkotaan, persentase penduduk miskin mengalami penurunan dari 10,35 persen menjadi 9,79 persen (-0,56 poin).
Kepala Perwakilan BKKBN Aceh, Safrina Salim, SKM, M.Kes, bersama Ketua Pokja Bidang dijajarannya melakukan pertemuan khusus dengan Kepala BPS Aceh, Dr. Ahmadriswan Nasution SSi, MT, pada 16 Oktober 2023, di Banda Aceh, guna mempererat lagi kemitraan dan terkait langkah strategis percepatan penurunan stunting di Aceh.
Ahmadriswan Nasution pada pertemuan tersebut menegaskan, keluarga miskin ekstrem memiliki potensi stunting yang besar. Untuk itu, lanjut dia, jika menangani kemiskinan ekstrem akan menyelesaikan stunting juga.
Lebih lanjut, Kepala BPS Aceh mengatakan, bahwa di dalam percepatan penurunan stunting tidak bisa lagi bekerja seperti biasa-biasa saja. Tegasnya, percepatan penurunan stunting harus dilakukan sebagai jawaban ke masyarakat bahwa pegawai pemerintah dan aparatur negara harus hadir memberi solusi kepada masyarakat.
Lanjutnya, BPS Aceh siap bekerjasama dengan Perwakilan BKKBN Aceh. Karena kerjasama dua instansi ini, menurutnya, menjadi kuat, tidak hanya sekedar penyediaan data juga kerjasama dalam pengembangan SDM.
Sementara terkait data, Kepala BPS Aceh, mengatakan, bagaimana data itu dimanfaatkan digunakan tidak terlepas dari SDM-nya. BPS kata Ahmadriswan, memiliki program DESA CANTIK (desa cinta statistik) diharapkan, bisa diintegrasikan dengan Program BKKBN Aceh, Rumah Data Kependudukan Kampung Keluarga Berkualitas.
Kaper BKKBN Aceh, Safrina Salim menyambut baik gagasan tersebut. Ia menyebutkan saat ini, Aceh telah memiliki 1.981 Rumah Dataku di Kampung KB. Ia berharap sinergitas yang dibangun nanti, akan dapat membantu tim PPS dan Satgas Stunting, melakukan intervensi yang tepat dan cepat, sehingga mempercepat penurunan stunting di Aceh, sebesar 14%.
“Sinergisitas ini kita sambut dengan baik. BKKBN memiliki Rumah Data Kependudukan di Kampung Keluarga Berkualitas. Sedangkan BPS memiliki data kemiskinan ekstrem dan Desa Cinta Statistik. Semoga data-data ini bisa diintegrasikan secepatnya, sehingga bisa mendorong percepatan penurunan stunting dengan intervensi yang tepat,” tutupnya. (San)