SeulangaNews. ComTakengon – Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah menggelar audiensi dengan Staf Khusus Kementerian Transmigrasi RI, Rabu (17/09/2025) di ruang kerja Wakil Bupati Aceh Tengah. Audiensi ini membahas daerah transmigrasi Ketapang Nusantara yang telah masuk dalam 9 daerah transmigrasi unggulan Kementerian Transmigrasi RI.
Dalam kesempatan tersebut hadir Staf Khusus Menteri Transmigrasi, Ibu Risma, yang menyampaikan bahwa program Ekspedisi Patriot memiliki salah satu output berupa video promosi daerah. Video ini nantinya dapat dimanfaatkan sebagai media promosi potensi daerah, khususnya di kawasan transmigrasi Aceh Tengah.
“Ekspedisi Patriot kali ini fokus pada potensi daerah transmigrasi, dan di Aceh Tengah kita menekankan pada komoditas kopi Gayo. Harapannya, kawasan transmigrasi tidak hanya sebagai permukiman, tetapi juga menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru”, jelas Risma.
Kepala Dinas Perdagangan Aceh Tengah memaparkan bahwa estimasi produksi kopi Gayo saat ini mencapai 70 ribu ton per tahun. Dengan status Indikasi Geografis (IG), kopi Gayo memerlukan perlindungan mutu agar tidak tercampur dengan kopi dari luar daerah yang dapat merusak citra dan kualitasnya.
“Selain menjaga mutu, kami mendorong hilirisasi produk kopi Gayo agar memberikan nilai tambah. Tiga kecamatan sudah memulai inisiasi melalui Koperasi Desa Merah Putih, yaitu Atu Lintang (11 KDMP), Linge (26 KDMP), dan Jagong (10 KDMP)”, ungkap Hadiyan perwakilan Dinas Perdagangan.
Hadiyan menambahkan, luas areal kopi Gayo saat ini mencapai lebih dari 80 ribu hektare, namun pemerintah daerah baru mampu menangani sekitar 5 persen karena keterbatasan anggaran. “Dengan kondisi ini, hilirisasi masih sulit kami jalankan tanpa dukungan pemerintah pusat”, tegasnya.
Tim Ekspedisi Patriot dari ITS juga menyampaikan, salah satu fokus mereka adalah memperkuat sektor pendidikan di wilayah transmigrasi. “Kami ingin melibatkan universitas-universitas sehingga lahir generasi baru yang mampu mengembangkan kopi Gayo dan menjadikan daerah transmigrasi sebagai pusat ekonomi baru”, jelas tim ITS.
Wakil Bupati Aceh Tengah, Muchsin Hasan, MSP, menyampaikan beberapa poin penting kepada tim ekspedisi dan Staf Khusus Kementerian. “Kami mohon setiap saran dapat disalurkan ke pemerintah pusat agar ada solusi konkret. Jika ada program re-design terhadap Ketapang Nusantara, kami siap mendukung penuh”, ucapnya.
Muchsin juga mengusulkan pembangunan laboratorium kopi bekerja sama dengan Universitas Gajah Putih untuk meningkatkan kualitas budidaya. Selain itu, ia berharap adanya dukungan pembangunan pabrik pupuk organik dari pusat untuk memperkuat produktivitas petani.
“Kopi Gayo adalah warisan dan aset besar Aceh Tengah. Sayangnya, ada pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab melakukan blending dengan kopi luar sehingga merusak citra. Karena itu, selain hilirisasi, kami sangat mendukung perlindungan mutu kopi Gayo agar tetap menjadi yang terbaik di dunia,” pungkas Muchsin Hasan.