SeulangaNews.com | JAWA TIMUR – Belajar itu tidak mengenal usia, baik usia anak maupun usia tua. Terpenting dari belajar adalah keinginan untuk belajar. Begitulah yang dilakukan anak-anak Taman Kanak Kanak di Tuban, Jawa Timur. Mereka tidak saja diajarkan bagaimana proses membatik tetapi juga wirausaha.
Divisi Sumber Daya Manusia (SDM) koperasi produsen Putri Berdikari batik menerima kunjungan anak-anak TK Tunas Mulia Sumurgung, Tuban, Jawa Timur beberapa waktu lalu, dan menariknya dalam kunjungan ini sejumlah peserta dan guru pendamping melakukan monitoring proses batik, proses pewarnaan alam, dan proses pemasarannya.
Salah satu anggota divisi SDM Putri Berdikari batik menerangkan kepada media ini, bahwa kunjungan ini sudah dikonfirmasi pada beberapa minggu yang lalu dan akhirnya berkesempatan anak-anak TK, melihat langsung proses batik tulis dan pewarnaan alam.
Sebelum kegiatan produksi dimulai guru pendamping dan juga pengrajin menerangkan perihal proses batik tulis dan juga proses pewarnaan alam. “Terlebih dahulu kain putih diambil diukur sesuai keinginan kemudian di motif Sketsa kemudian di batik menggunakan lilin yang sudah dipanaskan dengan kondisi cair kemudian dicanting proses batik ini dilakukan mengikuti motif yang ada di dalam setiap kain yang ada,” terang Nikmatul Hasana.
Proses batik yang panjang dengan setiap tahap yang dilakukan di rumah produksi Putri berita di batik menentukan harga dari kain batik itu. Hal ini tegaskan oleh salah satu guru pendamping TK Tunas Mulia, Kartini, menjelaskan, “dengan harga kain batik yang adik-adik lihat di Galeri batik ini ada yang Rp300 ribu ada yang Rp400 ribu per helai ini mahal karena prosesnya yang tidak muda, seperti proses batik cap atau cetak”.
Selanjutnya, ia mengatakan, perwakilan dari TK Tunas Mulia, berkunjung ke kelompok batik Putri Berdikari dalam rangka serangkaian kegiatan proyek P5 yaitu proyek penguatan profil belajar Pancasila . “Kali ini kami berkesempatan hadir bersama empat orang guru 28 murid kami,” tuturnya.
Tujuan kunjungan ini, kata dia lagi, yaitu salah satunya mengenalkan kepada peserta didik tentang apa itu batik. Tentunya batik di sini merupakan warisan budaya mulai dari cara proses pembuatannya sampai proses pewarnaa, dan pemasarannya. “Biar mereka tidak sekedar tahu tentang sekarang ini. Zaman modern seperti ini batik seolah-olah sudah tergilas oleh perkembangan zaman,” tambahnya. Dia juga mengatakan tugas mereka sebagai pendidik mengenalkan kepada anak didik sejak dini, bahwa batik perlu dilestarikan biar tidak punah.
“Pada kesempatan kali ini kami mengucapkan terima kasih juga kepada kelompok Karena atas ilmu dan semua hal yang berhubungan dengan batik alam terutama yaitu khususnya batik alam, sehingga anak-anak kami tahu bahwa ada beberapa produk batik baik itu yang dari kimia dan dari alam. Dari alam ini , anak kami tahu bahwa dengan batik kita bisa tetap menjaga kelestarian lingkungan di sekitar kita dengan memanfaatkan bahan alam yang ada tentunya bahan-bahan yang kita pakai ini, aman,” kata Musyawaroh, salah seorang guru.
Terlihat anak-anak TK sangat senang dan antusias mendengar serta menyimak setiap proses membanti yang dilakukan. Anak-anak TK di Tuban, Jawa Timur, ini bukan hanya sekedar teori atau menonton dari video saja, tetapi mereka tahu secara langsung abgaimana cara membatik dan pewarnaan serta pemasarannya. (Nita J)