TUBAN | SeulangaNews.com – Kelompok koperasi produsen Putri Berdikari batik binaan basnas dan Sahabat Pulau melakukan kegiatan kolaborasi di Sekolah Luar Biasa-C (SLB-C) Autis Tuban, pada Jumat, (6/10/2023). Kegiatan ini diikuti oleh sejumlah kelompok pemuda dan pelajar, diantaranya Karang Taruna Desa Sumurgung Cung Ndhuk, Duta Wisata Tuban, Duta lingkungan, dan Pok Darwis Naditira Pradeca. Kegiatan dengan tema “Batik is Inklusifve Art be”.
Berlangsung selama 2 jam bersama peserta didik SLB-C- Autis Tuban. Dalam kesempatan ini yang mewakili kepala sekolah mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya karena telah membantu dan mendorong pendidikan inklusif kepada anak didik SLB-C-Autis Tuban.
Selain itu dalam kegiatan ini para peserta termasuk orang tua wali yang mendampingi anaknya juga ikut mengeksplorasi proses pembuatan batik tulis pewarnaan alam. Divisi Eco Fashion, Warsimah, menyampaikan, bahwa proses batik tulis pewarnaan alam merupakan agenda batik yang sudah berjalan sejak 2019 oleh Baznas dan Sahabat Pulau.
Dalam proses membatik beberapa peserta menyampaikan kesan terkait pengenalan warna alam. Salah satu orang tua wali mengatakan, “saya baru mengikuti proses pewarnaan dengan pewarnaan alam, sebelumnya saya juga pembatik, namun untuk proses pewarnaan saya lebih sering menyewa jasa khusus untuk pewarnaan, dan pewarnaan ini menggunakan pewarna yang sintetis, beda yang kami lakukan sekarang menggunakan pewarnaan alam. Beberapa peserta juga baru mengenal tanaman yang ada di sekitar lingkungan bisa berfungsi sebagai warna, seperti daun mahoni, kulit buah rambutan, dan juga beberapa tanaman yang menjadi warna”.

Sebanyak 60 peserta didik SLB-C Autis Tuban mengikuti kegiatan membatik tulis pewarna alam. Masing-masing peserta memproduksi batik tulis syal ukuran 20 cm X1,15 M. Divisi Eco Fashion menerangkan, untuk proses membatik Syal sudah dipertimbangkan pilihannya dari produksi sapu tangan dan syal, beberapa tim menyampaikan masukan bahwa akan lebih baik peserta didik diminta untuk memproduksi Syal karena ukurannya yang lebih besar. Tim divisi Eco Fashion juga memperkirakan HPP syal per syal harganya Rp35 ribu. Omset dari produksi ini senilai Rp2,1 juta.
Divisi Eco Fashion menerangkan, hasil produksi syal yang dikerjakan oleh peserta didik SLB-C Autis Tuban, akan diberikan sebagai hadiah dan kenang-kenangan dari kelompok koperasi produsen Putri Berdikari Batik, binaan Baznas di divisi Eco Fashion Community.
Orang tua wali murid yang mendampingi anak autis sangat antusias atas kerjasama yang dilakukan oleh pihak sekolah bersama Baznas dan Sahabat Pulau dalam kegiatan membatik. “Kami sangat senang telah mengajak anak-anak kami dalam kegiatan ini mereka mendapatkan pengalaman baru dan semangat baru serta menumbuhkan rasa kepercayaan diri,” jelas Rahma.
Selain itu beberapa kelompok pemuda dan pelajar juga menyampaikan kesan diantaranya Karang Taruna Desa Sumurgung. “Pengalaman pertama kami berkegiatan bersama anak-anak autis dan kami mendapatkan pelajaran yang sangat berharga dari kegiatan ini, kalian semua adalah anak-anak yang hebat dan luar biasa,” ucap mereka.
Duta Wisata Tuban juga menyampaikan rasa semangat atas kegiatan yang telah dilakukan di SLB-C Autis Tuban. “Kami sangat senang dan bahagia hari ini berkegiatan bersama adik-adik autis kalian anak-anak yang luar biasa dan para orang tua wali yang telah mendampingi dengan penuh rasa kasih sayang tetap semangat,” ucap Rina.
Duta Lingkungan Tuban menambahkan, mereka merasa sangat bahagia berkegiatan bersama anak-anak autis terus belajar dan semangat untuk meraih cita-cita. Tidak hanya itu beberapa guru juga menyampaikan rasa ucapan terima kasih dalam kegiatan ini kepada Baznas dan Sahabat Pulau yang telah menyelenggarakan “Batik is Inklusive Art be” bersama kami.
“Semoga terus berjaya dan membantu masyarakat,” pungkasnya. (Nita J)