SeulangaNews | Banda Aceh – Pusat Riset Sapi Aceh dan Ternak Lokal Universitas Syiah Kuala (PRSATL USK) merupakan salah satu pusat riset yang ada di USK sudah melakukan banyak penelitian tentang sapi Aceh, mulai dari penelitian produksi, reproduksi dan pengolahan produk yang bersumber dari sapi Aceh.
Secara genetik sapi aceh memiliki keunggulan tersendiri, baik kemampuan adaptasi terhadap kondisi lingkungan fisik, iklim, cuaca, kemampuan bereproduksi walau keadaan pakan yang jelek, kemampuan daya tahan terhadap beberapa penyakit terutama penyakit parasit. Sapi aceh tergolong sapi yang dagingnya sangat gurih rasanya, sehingga daging sapi aceh ini sangat disenangi dan diminati banyak orang.
Menurut informasi peneliti-peneliti sebelumnya melaporkan bahwa pada tahun 1969 sampai dengan 1975, pemerintah Malaysia, Singapore, Hongkong dan Thailand pernah membeli (mengimpor) sapi dari Aceh, yang dikirim melalui pelabuhan Ulee Lheue Banda Aceh, untuk keperluan konsumsi masyarakat di negara tersebut.
Saat ini pemerintah sedang menggalakkan program swasembada daging, salah satunya adalah dengan memanfaatkan ternak-ternak lokal yang ada di Indonesia.

Sapi Aceh sebagai salah satu sapi potong lokal yang telah mendapakan pengakuan dari Menteri Pertanian Republik Indonesia Tahun 2011 sebagai rumpun ternak lokal Indonesia. Sapi Aceh memiliki peluang untuk dijadikan bahan olahan kuliner khas Aceh karena dagingnya yang gurih.
Pada bulan Juni 2023 PRSATL bersama dengan mahasiswa Program Studi Peternakan USK melakukan pengolahan daging sapi Aceh menjadi dendeng dan abon. Produk ini merupakan hilirisasi dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti PRSATL USK yang berkolaborasi dengan mahasiswa Program Studi Peternakan. Dendeng sapi Aceh dengan berat 250 gram dijual dengan harga Rp. 90.000 dan abon sapi Aceh dengan berat 500 gram dijual dengan harga Rp. 75.000.
Semua produk tersebut bisa didapatkan di sekretariat PRSATL USK yang beralamat di Kopelma Darussalam atau dapat menghubungi Sdr. Amar (081269200768).[] (Rina)