BANDA ACEH | SeulangaNews.com – Dalam berorganisasi dibutuhkan kolaborasi antara kecerdasan intelektual, emotional, spiritual, adversity, creativity, dan kompilasi ESQ. Sehingga, ‘Aisyiyah dapat menjadi organisasi yang mampu menanggapi berbagai persoalan dirinya dan masyarakat.
Hal ini disampaikan, Ketua Lembaga Lingkungan Hidup Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Rahmawati Husein, saat membuka Rapat Kerja Wilayah ‘Aisyiyah Aceh Tahun 2023 yang dilaksanakan selama dua hari dari 20 hingga 22 Oktober 2023, di Asrama Haji Banda Aceh.
Rakerwil ‘Aisyiyah mengusung tema “Sinergisitas lintas majelis-Lembaga untuk perempuan Aceh Berkemajuan” dihadiri sekitar 200 peserta dari 21 kabupaten/kota se-Aceh. Turut hadir, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Aceh, A. Malik Musa, Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah Aceh, Ashraf, Rektor Unmuha yang diwakili oleh Wakil Rektor 1 ,Dr. Fadhlullah, SH. M.S, dan turut dihadiri Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah se-Aceh.
Rahmawati dalam pidatonya mengatakan, ‘Aisyiyah dapat menjadi organisasi yang mampu menanggapi berbagai persoalan dirinya dan masyarakat, ” tuturnya.
Sementara, Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah Aceh, Ashraf mengatakan, ‘Aisyiyah telah lama berkontribusi secara nyata sejak 1927 yang lahir dari sebuah Mushalla ‘Aisyiyah di Kuta Buloh Meukek, Aceh Selatan. ia pun berharap kepada para pimpinan daerah yang terpilih dapat menjadi teladan, amanah, dan mampu menggerakkan umat.
“Organisasi ini harus mampu mentauhidkan Allah secara konsisten serta dapat menyebarkan rahmat Allah,” imbuhnya.
Selanjutnya, Ketua PW Muhammadiyah, A. Malik Musa, mengatakan, dalam berorgansisasi pentingnya untuk melaksanakan tertib manajemen administrasi, demi terlaksananya keefektifan dan efisiensi di dalam organisasi. Dengan menjalankan administrasi yang teratur dan akurat, menurutnya, maka organisasi dapat berjalan secara optimal dengan meningkatkan kapasitas SDM dan mengurangi risiko kesalahan.
“Selain itu, mampu menjalankan peraturan dan kebijakan yang berlaku, serta memfasilitasi pelaporan dan pengambilan keputusan arif dan bijaksana,” pungkas A. Malik Musa, di Banda Aceh. (Geubrina)